1. Mempertahankan Bangunan Lama
Meskipun masjid agung ini telah Mahjong beberapa kali direnovasi, tapi bangunan lamanya masih tetap dipertahankan. Jika biasanya berlangsung pergantian keseluruhan dimana bangunan lama dirobohkan atau diperbaiki jadi lebih modern, masjid ini justru tetap menjaga bentuk sebelumnya.
Bagian bangunan lama berikut yaitu terdapat pada tempat mimbar, atap kayu dan jendela yang masih manfaatkan desain sederhana. Selain itu, tiang-tiang tinggi besar yang jadi penyangga atap kayu membawa dampak bagian ini nampak layaknya pendopo yang berada di dalam masjid.
2. Kubah Masjid yang Megah
Bagian yang unik berikutnya yaitu kubah masjid. Bentuk kubah berikut sebenarnya tak jauh tidak serupa bersama lainnya yaitu melengkung setengah lingkaran. Namun, yang membuatnya kelihatan tidak serupa adalah desainnya.
Corak dan tekstur unik khas Eropa menghiasi kubah masjid terbesar di Palembang ini. Bentuk lingkaran dan bentuk-bentuk simetris bersama garis rapi menjadikan kubah berikut mewah dan unik.
3. Taman Masjid yang Luas dan Asri
Sebagai tempat ibadah yang luas gates of olympus slot dan tidak dulu sepi membuatnya tidak hanya sekadar tempat untuk menunaikan kesibukan keagamaan saja. Terdapat taman di depan masjid yang sering digunakan sebagai tempat untuk beristirahat atau berkumpul para pengunjung baik yang bakal atau telah melaksanakan ibadah.
Taman yang tepat berada di depan masjid agung ini tidak hanya luas tapi terhitung asri. Tumbuhan hijau dan rindang membawa dampak suasana di kira-kira taman sejuk sehingga dapat jadi tempat yang tepat untuk melemaskan otot sembari menunggu pas sholat.
4. Menggabungkan 3 Arsitektur Berbeda
Seperti yang telah disebutkan pada mulanya bahwa bangunan masjid ini manfaatkan 3 model arsitektur berbeda. Gabungan antara arsitektur Eropa yang dibawa penjajah Belanda, desain atap limas pada bangunan utama yang menyerupai klenteng punya etnis Tionghoa dan arsitektur Nusantara sebagai identitas berasal dari masjid tersebut.
5. Sebagai Saksi Sejarah
Perjuangan yang tak ada henti untuk membangun masjid terbesar di tanah Sriwijaya ini perlu banyak perjuangan.
Masjid yang telah dibangun sejak dua abad lalu ini jadi saksi bisu histori para masyarakat Palembang melawan kolonial Belanda. Ia terhitung jadi saksi peperangan sadis dan besar di th. 1819 dan juga 1821.
Perang yang berlangsung sepanjang 5 hari berturut-turut berikut tidak hanya memakan korban tapi terhitung membawa dampak kerusakan pada masjid agung.
Selain jadi saksi peperangan, masjid agung Palembang terhitung jadi bukti nyata renovasi yang dilakukan oleh pemerintah Belanda dan juga perluasan berulang kali sampai jadi masjid agung megah layaknya saat ini ini.